Friday, November 6, 2009

menjual seekor tokek, bisa beli mobil


Rupanya bukan hanya cicak dan buaya yang diributkan dengan uang miliaran rupiah. Tokek, cicak besar, yang sering dijumpai di rumah-rumah juga diributkan dengan uang yang sangat banyak itu.

Bedanya, kalau cicak dan buaya hanyalah istilah untuk KPK dan Polri, yang bersitegang gara-gara isu suap miliaran rupiah. Sementara tokek harga jualnyadikabarkan bisa mencapai Rp 5 miliar rupiah.

Karena tingginya harga seekor tokek, banyak masyarakat yang kepincut memburu tokek. "Harganya sangat tinggi. Lumayan buat nambah penghasilan," aku FaizalRachman, seorang bekas bandar tokek kepada detikcom.

Menurut Faizal, satu ekor tokek dengan berat 2 ons dihargai Rp 50 juta sampai Rp 100 juta. Kalau beratnya 3 ons - 4 ons bisa mencapai ratusan jutarupiah. Harga tokek bisa mencapai miliaran rupiah jika beratnya mencapai di atas 1 kilogram.

Faizal sendiri pernah menjual seekor tokek seberat 4 ons dengan lebar empat jari tangan orang dewasa seharga Rp 900 juta. Uang itu kemudian ia belikan mobilHonda Jazz untuk istrinya, dan sisanya ditabung. "Itu transaksi pertama saya pada akhir 2007. Yang beli orang Jepang. Dan dari situ saya kemudian mulai giatmencari tokek," beber Faizal yang tinggal di perumahan elit Metro Pondok Indah, Jakarta.

Faizal, yang sehari-hari bekerja di divisi logistik, PT Medco Energy, mengatakan, mulai menggeluti bisnis tokek sejak 2007. Saat itu seorang kenalannya,pengusaha pertambangan yang bernama Andi, mengatakan ada orang Jepang yang bernama Takeshi dan Himamura sedang mencari tokek.

Takeshi merupakan seorang peneliti di Jepang. Ia sangat membutuhkan tokek untuk bahan penelitiannya. Sementara Himamura merupakan utusan dari kekaisaran Jepang. Himamura mencari tokek untuk keperluan ritual di istana.


Himamura diketahui sebagai utusan kaisar Jepang, kata Faizal, lantaran saat pertemuan di Hotel Crowne, Jakarta, Himamura dikawal beberapa pejabat KedubesIndonesia di Jepang. Salah satu pejabat itu kemudian membisikan kalau Himamura merupakan kerabat keluarga Kaisar Akihito.


Di lingkungan kekaisaran Jepang, tokek punya kekuatan mistis dan magis. Kata Himamura kepada Faizal saat pertemuan di Crowne, reptil bersuara nyaring itudiyakini merupakan reinkarnasi dari Naga, makhluk legenda yang selama ini dianggap sebagai perwujudan dewa. Itu sebabnya mereka rela membayar dengan hargasuper tinggi untuk seekor tokek.

Harga yang begitu tinggi itulah yang membuat Faizal bersemangat memburu tokek. Untuk mencari tokek ia kemudian mengerahkan 10 anak buah untuk mengenduskeberadaan tokek dari rumah-rumah penduduk, yang ada di wilayah Pulau Jawa hingga Kalimantan.

Bila ada informasi tentang keberadaan tokek, anak buahnya langsung bergerak untuk menangkapnya. Ketika dilihat tokek itu sesuai dengan yang diinginkan,yakni berat minimal 1,5 ons, pemilik rumah akan diberi uang Rp 1 juta sampai Rp 2 juta. Sementara untuk anak buahnya, Faizal akan membayar Rp 2 juta pluspersenan. Besarnya persenan tergantung harga tokek yang dibayar. Terkadang persenan yang diterima anak buahnya sebesar Rp 10 juta hingga Rp 20 juta.

Untuk menangkap seekor tokek, jelas Faisal, sebenaranya mudah saja. Alatnya pun cukup sederhana, yakni sebatang bambu yang telah dipotong tipis seukuran sapu lidi. Batang bambu itu kemudian diberi kail dan benang yang dilumuri lem. Untuk menarik perhatian tokek mata kail diberi serangga, seperti jangkrik.

Dengan penciumannya yang tajam, tokek akan segera keluar dari sarangnya dan menghampiri umpan yang diberikan. "Begitu tokek sudah melekat di benang yangkita oleskan lem, baru bisa kita tangkap. Tapi harus menggunakan sarung tangan untuk menangkapnya," ujar Faizal.

Namun tidak selalu pemburuan tokek yang dilakukan Faizal berjalan mulus. Pernah suatu ketika ia harus tekor Rp 50 juta lantaran tertipu seorang warga yangmengaku memiliki tokek. Kejadian itu terjadi awal 2009 lalu.

Saat itu, seorang warga di Cirebon mengaku memiliki 3 ekor tokek yang masing-masing beratnya mencapapai 1,5 kilogram. Untuk meyakinkan Faizal, sipenjual juga mengirimkan foto dan video tokek tersebut.

Melihat ukuran tokek yang besar Faizal langsung tertarik. Apalagi si penjual membandrol 3 ekor tokek hanya Rp 50 juta. Sementara pemesannya dari Jepang,yakni Takeshi dan Himamura berani membayarnya hingga Rp 2 miliar untuk tiga ekor tokek berukuran jumbo tersebut.

Tapi sayangnya, untung besar yang diharap Faizal kandas di tengah jalan. Sebab ketika binatang itu tiba di Jakarta, di dalam karung hanya ada seekor tokek.Sementara dua lainnya adalah biawak. Sialnya lagi, tokek semata wayang tersebut didapati sudah tidak bernyawa lagi.

"Saat di Cirebon kami hanya dibolehkan melihat dari atas. Alasan pemiliknya, bisa berbahaya jika tokeknya dikeluarkan. Tapi ternyata tokeknya cuma 1 yanglainnya biawak," sesal Faizal.

Alhasil, tokek berukuran jumbo itu hanya bisa diair keras. Saat ini tokek yang diakui oleh penjualnya didapat dari dalam sebuah gua di Cirebon, sudah dibekukan dan menjadi pajangan di rumah temannya Faizal.

Faizal mengaku hanya mencari tokek berdasarkan pesanan Takeshi dan Himamura. Semua dilakukan berdasarkan kontrak kerja di atas materai. Dalamperjanjian tersebut kedua orang Jepang itu menyatakan siap membeli tokek sesuai ukuran yang diminta dan Faizal diberi tugas menyediakan tokek.

Jenis tokek yang diminta, yakni Giant Keko dan Leoprad. Giant Keko merupakan jenis tokek yang punya berat maksimal bisa mencapai 1,5 kilogram. Sementara jenis Leopard, yang tubuhnya loreng-loreng merah.

Tapi sekarang Faizal mengaku sudah berhenti jadi pengepul tokek. Sebab belakangan, ukuran tokek yang diminta mitranya dari Jepang semakin besar, yakniharus di atas 4 ons. Sedangkan Faizal merasa kesulitan untuk mendapatkan tokek berukuran jumbo tersebut. Alasan lainnya, ia dan keluarganya merasa khawatirdengan kutukan tokek.

"Saya dan istri saya membaca artikel soal daya magis tokek dari internet. Istri saya sangat khawatir dia dan anak-anak saya jadi korban karena gen naga yang ada dalam diri tokek marah," tandas Faizal.

Sumber : Detikcom

Read More......

Thursday, November 5, 2009

Tokek Ternyata Berkhasiat Antitumor


Sebuah penelitian mengidentifikasi bahwa binatang sejenis cicak yang disebut tokek dan sering digunakan dalam pengobatan tradisional China atau traditional Chinese medicine (TCM) memiliki efek anti-tumor.

Sifat anti-tumor ini ditunjukkan melalui kemampuan menghambat tumor dengan cara memperkuat energi tubuh. Tim yang diketuai Prof Wang dari Universitas Henan, China, menunjukkan bahwa zat aktif tokek tidak hanya meningkatkan respons sistem kekebalan tubuh dari suatu organisme, tetapi juga menginduksi sel-sel tumor apoptosis (yang membunuh dirinya sendiri) serta menekan ekspresi protein VEGF dan bFGF, faktor pendukung berkembangnya kanker.

Kemoterapi—salah satu metode utama dalam pengobatan kanker yang kerap dilakukan para dokter saat ini—memiliki kelemahan karena tidak bisa selektif menyerang sel kanker sehingga memengaruhi zat antikanker itu sendiri, juga mengandung racun.

Pada 40 tahun terakhir ini, para ahli dari China telah mendapatkan dan menggunakan metode pengobatan kanker yang lebih efektif, yang diintegrasikan dengan TCM plus kemoterapi. Temuan-temuan tentang hal ini telah dipublikasikan setahun lalu pada 7 Juli 2008 di World Journal of Gastroenetrology (Jurnal Gastroenterologi).

Read More......

Daging Tokek yang Ampuh Obati Gatal Kulit


Tokek yang dalam bahasa Inggrisnya dikenal dengan nama Tokay Gecko atau Tucktoo, diyakini masyarakat dapat menyembuhkan penyakit gatal pada kulit badan. Didih (48) misalnya, mengaku pernah sembuh dari gatal gara-gara tokek.

"Dulu saya pernah ngalamin gatal-gatal di dikulit badan saya. Terus ada teman yang menganjurkan supaya saya makan daging tokek, saya ikutin anjurannya. Saya makan daging bakar tokek. Setelah beberapa kali makan, gatal saya hilang," ujar Didih saat ditemui Kompas.com di kediamannya di Pancoran Mas, Depok, Jumat (25/9).

Sebelum merasakan efek daging tokek, Didih mengaku sering mendengar kabar perihal khasiat organ tokek bagi kesehatan manusia. Namun, karena bentuk dan coraknya yang menjijikan, Didih mengaku enggan mencobanya. "Tapi akhirnya saya coba juga. Siapa tahu sembuh, Alhamdulillah sembuh juga," katanya.

Hal yang sama dialami Suryadi Cahyo Asmoro (37). Pria warga Cipedak, Ciganjur ini sempat stres selama berbulan-bulan karena anaknya semata wayang, baru berumur dua tahun menderita gatal-gatal di muka."Muka anak saya jadi jelek," akunya.

Sempat si kecil dibawanya ke dokter beberapa kali dan diberi obat, tapi hasilnya nihil. "Kata dokter akibat alergi, tapi gak jelas gitu," jelasnya. Tiap kali diobati sembuh. Namun setelah obat habis, gatal-gatal itu kambuh dan membuat muka anaknya tidak cantik lagi.

Akhirnya dicobanya membeli abon dari daging tokek. "Untung anak saya mau karena memang enak. Beberapa kali dicoba," jelasnya. Selanjutnya tokek bakar. Alhasil, muka si kecil hingga sekarang (sudah setahun) sudah bersih dan tampak cantik.

Selain daging, darah dan empedu tokek diyakini juga bisa menjadi obat. Namun, khusus darah dan empedu, baik Didih maupun Suryadi belum pernah mencobanya. "Yang saya dengar sih gitu (darah dan empedu tokek bisa menjadi obat). Tapi saya nggak tahu buat obat apa." ujarnya.

Tokek adalah binatang yang memangsa aneka serangga, cicak lainnya yang lebih kecil, dan tikus kecil. Seperti bangsa cicak lainnya, tokek aktif berburu terutama di malam hari. Namun, hati-hati jika hendak menangkapnya. Karena, tokek kerap menggigit jika ditangkap.

Bila dipegang, tokek otomatis akan mengangakan mulutnya, siap menggigit penangkapnya. Gigitannya sangat kuat, otot-otot rahangnya seakan mengunci, sehingga muncul pemeo bahwa gigitan tokek tak akan dapat lepas kecuali jika ada petir menyambar. Anggapan yang belum terbukti kebenarannya, kecuali bahwa memang betul gigitannya sukar dilepaskan.

Read More......

tokek menjijikan tapi menjanjikan


Liputan6.com, Sejumlah warga di Probolinggo, Jawa Timur, mengembangkan penangkaran atau budidaya tokek. Warga tertarik memelihara hewan ini karena prospek usahanya cukup menjanjikan. Sumarto, misalnya. Warga Desa Tegal, Siwalan, Probolinggo ini, mengolah tokek hasil penangkaran menjadi dendeng kemudian menjualnya kepada seorang eksportir.

Proses pembuatan dendeng tokek memang cukup rumit. Setelah perut tokek dibelah dan ditusuk seperti sate kemudian dagingnya dijahit agar bentuknya menarik. Setelah itu dimasukan ke tempat pengasapan.

Meski proses pengolahannya cukup rumit, dalam sehari Sumarto bisa memproduksi sekitar 100 dendeng tokek. Tokek-tokek kering itu dijual kepada seorang eksportir yang biasanya dimanfaatkan untuk pengobatan. Harga dendeng tokek bernilai jual tinggi. Satu kilogram tokek kering bisa laku antara Rp 40 ribu hingga Rp 100 ribu tergantung kualitas binatangnya.

Daging tokek kering kemudian dikemas dan siap diekspor ke Cina. Salah seorang eksportir, Didik Prabudi, mengaku, bisnis tokek kering cukup menjanjikan. Saat ini ia baru bisa mensuplai lima persen dari kebutuhan Cina yang mencapai satu juta ekor per tahun.

Dalam kurun waktu tiga tahun, di Probolinggo kini setidaknya ada 11 orang yang menjalankan usaha penangkaran dan pengolah tokek. Mereka merupakan plasma-plasma yang dibangun Didik sebagai upaya mengembangkan bisnisnya.

Read More......

Ternak Tokek : Hewan Kecil yang Bernilai Jual Tinggi


indosiar.com, Probolinggo - Meski dianggap menjijikkan bagi sebagian orang, namun ternyata tokek bisa mendatangkan rezeki. Khasiatnya yang konon mampu mengobati berbagai macam penyakit, membuat reptil satu ini laku keras di luar negeri, hingga harganya pun bisa mencapai jutaan rupiah per ekor. Tingginya potensi bisnis reptil ini, membuat warga sekampung di Probolinggo, Jawa Timur, beralih profesi menjadi penangkar tokek.

Tempat penangkaran tokek yang bisa menampung ribuan ekor tokek seperti ini, mudah sekali ditemukan di sebuah kampung, tepatnya di Desa Tegal Siwalan, Kabupaten Probolinggo. Meski terlihat menjijikkan, bagi warga setempat, tokek justru sudah menjadi bagian hidup lantaran bisa mencukupi kebutuhan mereka dan keluarganya.

Karena khasiatnya yang konon bisa dijadikan sebagai bahan obat-obatan, membuat reptil ini laris manis terutama di pasaran luar negeri. Bahkan, dalam kondisi sehat dengan bobot sekitar 400 gram, seekor tokek hidup bisa dibeli para penangkar ini dengan harga cukup fantastis, 1 hingga 2 juta rupiah.

Meski demikian, menangkarkan tokek bukanlah hal mudah lantaran reptil satu ini mudah sekali stress dan terserang penyakit lalu mati.

Karena resikonya, para penangkar biasanya hanya mampu merawat tokek selama beberapa minggu, untuk kemudian langsung diekspor ke sejumlah negara, seperti China dan Hongkong.

Tokek-tokek ini biasanya diekspor setelah melalui proses peng-ovenan agar khasiatnya terjaga. Di kampung ini setidaknya terdapat 20 penangkar tokek. Mereka biasanya membeli reptil ini dari para pemburu tokek di sejumlah kota di Jawa Timur. Seperti Jember, Lumajang, dan Situbondo.

Selain diekspor, banyak juga warga domestik yang langsung datang untuk membeli beberapa ekor sebagai obat untuk gatal-gatal dan asma.

Read More......

tokek menjijikkan tapi menggiurkan


Selasa, 3 November 2009 | 08:54 WIB

MAKASSAR, KOMPAS.com - Perburuan tokek kini tengah marak di Makassar Sulawesi Selatan. Hewan melata ini banyak dicari dan diperjualbelikan seharga antara Rp2,5-5 juta/ekor dengan berat tiga ons karena binatang dijadikan ramuan obat yang bisa menyembuhkan penyakit AIDS.

Padahal, kata Kepala Biro Bina Napza dan HIV/AIDS Sulawesi Selatan, Dr dr Djoko Dwi Purnomo di Makassar, Selasa, sampai sekarang ini belum ada hasil penelitian yang dilakukan para ahli pembuat obat di Singapura yang menyatakan tokek bisa menyembuhkan penyakit AIDS.

Sejak adanya penanyangan di layar televisi swasta bahwa tokek merupakan salah satu binatang yang sangat mu’jizat untuk penyembuhan penyakit aids, banyak warga di daerah ini berlomba-lomba menangkapnya karena tergiur dengan harga yang ditawarkan pembeli yang kebanyakan warga keturunan yang tinggal di jalan Veteran Selatan, Makassar.

"Saya kaget kok warga spontan menanggapi hal ini untuk menjadikan binatang tersebut sebagai mata pencaharian yang menjanjikan keuntungan yang besar, sementara penemu obat Aids dari bahan baku tokek itu sendiri masih dipertanyakan apa iya atau hanya sekedar isu," ujar Djoko.

Sebab, jika tokek benar-benar akan dijadikan obat penyembuh yang mujarab bagi penderita penyakit yang mematikan jiwa manusia ini, tentu akan dipublikasikan secara luas bagi penemunya ke dunia internasional.

"Nama penemu obat yang memanfaatkan tokek sebagai obat yang bisa menyembuhkan penyakit AIDS tersebut hingga saat ini masih ’kabur’ dan belum jelas sehingga harus diwaspadai jangan sampai warga akhirnya dirugikan sebab mata pencaharian utamanya ditinggalkan," tambahnya.

Tetapi, lanjutnya, jika benar bahwa penemu obat di Singapura yang menyatakan tokek mampu menyembuhkan penyakit AIDS yang dibuktikan lewat penelitiannya serta diakui dunia, maka harus diacungi jempol karena selama ini para ahli obat di Amerika dan Australia belum mampu menghasilkan obat untuk penyakit ini.

"Mudah-mudahan penemu obat ini betul adanya sehingga masyarakat luas bisa lega karena sudah ditemukan obat penyembuh penyakit aids," harapnya seraya menyatakan, sejak kasus aids mencuat hingga sekarang belum ada obat penawarnya sehingga bersyukurlah masyarakat dunia jika tokek yang diburu warga Makassar akan dijadikan bahan baku obat tersebut.

Sangnging, ibu rumah tangga tinggal di jalan Singa, Makassar, mengakui sudah pernah didatangi salah seorang pembeli jika dirinya memiliki binatang merayap di rumahnya dengan harga Rp2,5 juta untuk berat tiga ons.

"Saya bilang pada pembeli bahwa di rumah ada tokek tetapi yang tangkap bapak yang mau beli," katanya saat dikonfirmasi bahwa dirinya pernah didatangi salah seorang calon pembeli namun setelah melihat binatang merayap itu di tembok dan memperkirakan beratnya tidak sampai tiga ons langsung pembeli mengurungkan niatnya.

Sementara itu, Daeng Tata, warga jalan Andi Tonro mengungkapkan bahwa pembeli maunya tokek yang akan dibelinya tidak cacat seperti ekor hilang atau kulitnya terkelupas tetapi harus utuh.

"Kalau pun utuh tapi beratnya tidak sampai tiga ons tidak akan dibeli jadi sia-sia saja kita menangkap tokek yang kebetulan keluar dari persembunyiannya dari atas plavon ke tempok kemudian berhasil ditangkap dengan susah payah itu," ujarnya dengan rasa kecewa saat memperlihatkan hasil buruannya yang tampak cacat dan tidak memenuhi berat yang diinginkan si pembeli.

Read More......

Tuesday, October 20, 2009

Tokek


Cecak yang berukuran besar, berkepala besar. Panjang total mencapai 340 mm, hampir setengahnya adalah ekornya.

Dorsal (sisi punggung) kasar, dengan banyak bintil besar-besar. Abu-abu kebiruan sampai kecoklatan, dengan bintik-bintik berwarna merah bata sampai jingga. Ventral (perut, sisi bawah tubuh) abu-abu biru keputihan atau kekuningan. Ekor membulat, dengan enam baris bintil; berbelang-belang.

Jari-jari kaki depan dan belakang dilengkapi dengan bantalan pengisap yang disebut scansor, yang terletak di sisi bawah jari. Gunanya untuk melekat pada permukaan yang licin. Maka, dari sisi atas jari-jari tokek nampak melebar.

Tokek yang kerap ditemui di pohon-pohon di pekarangan dan di rumah-rumah, terutama di pedesaan dan tepi hutan. Suara teritorialnya yang keras dan khas, tokke ... tokkee ..., menjadi dasar penyebutan namanya dalam berbagai bahasa.

Tokek rumah memangsa aneka serangga, cecak lainnya yang lebih kecil, tikus kecil dan mungkin juga burung kecil. Seperti bangsa cecak lainnya, tokek aktif berburu terutama di malam hari. Terkadang tokek turun pula ke tanah untuk mengejar mangsanya. Di siang hari, tokek bersembunyi di lubang-lubang kayu, lubang batu, atau di sela atap rumah.

Telur tokek di suatu celah gua kapur

Tokek melekatkan telurnya, yang biasanya berjumlah sepasang dan saling berlekatan, di celah-celah lubang pohon; retakan batu; atau jika di rumah, di belakang almari atau di bawah atap. Tempat bertelur ini kerap pula digunakan oleh beberapa tokek secara bersama-sama. Telur menetas setelah dua bulan lebih.

Hewan ini tersebar luas mulai dari India timur, Nepal, Bangladesh, lewat Myanmar, Tiongkok selatan dan timur, Thailand, Semenanjung Malaya dan pulau-pulau di sekitarnya, Sumatra, Jawa, Borneo, Sulawesi, Lombok, Flores, Timor, Aru dan Kepulauan Filipina (Manthey & Grossmann, 1997: 232).

Hati-hati, tokek rumah kerap menggigit jika ditangkap. Bila dipegang, tokek otomatis akan mengangakan mulutnya; siap untuk menggigit penangkapnya. Gigitannya sangat kuat, otot-otot rahangnya seakan mengunci; sehingga muncul pemeo bahwa gigitan tokek tak akan dapat lepas kecuali jika ada petir menyambar. Anggapan yang tidak ada kebenarannya, kecuali bahwa memang betul gigitannya sukar dilepaskan.

Ada cara yang mudah untuk menipu tokek agar tak tergigit ketika memegangnya. Letakkan sesuatu yang agak lunak tetapi liat di mulutnya yang menganga, seperti sepotong ranting atau perca kain yang dilipat-lipat, yang tidak mudah putus. Tokek akan menggigitnya dengan sekuat tenaga, sehingga si penangkap aman untuk mengamati, memeriksa dan mengukur hewan itu. Tokek tak akan melepaskan barang itu selama ia masih dipegang orang; namun manakala tokek dibebaskan, ia akan segera melepaskan barang yang digigitnya dan berlari meninggalkannya.

Read More......